Menilik Etika Komunikasi Siswa Saat Belajar Daring

Oleh: Ansar Salihin


Pandemi Covid 19 yang terjadi di seluruh Indonesia tahun 2020, telah mempengaruhi proses belajar mengajar di sekolah. Akibatnya sekolah ditutup, dan diberlakukan belajar secara daring (dalam jaringan) yaitu pemanfaatan teknologi sebagai media pembelajaran. Siswa dan guru secara terpisah melakukan pembelajaran yang dilaksanakn di rumah masing-masing.


Banyak media daring yang digunakan sebagai wadah pembelajaran yang sudah tersedia di internet jauh sebelum wabah ini datang. Media itu memang dibuat untuk pembelajaran jarak jauh. Namun hanya sedikit sekolah yang menerapkannya. Sehingga saat terjadinya wajah, secara terpaksa mau tidak mau semua sekolah harus menggunakn media pembelajaran daring.


Belajar daring tentunya tidak sama dengan belajar secara tatap muka. Salah satu yang menjadi perhatian dari kegiatan pembelajaran daring ini adalah etika komunikasi siswa dengan guru di media online. Selama ini siswa belum terbiasa menggunakan gadget sebagai media pembelajaran. Sehingga bahasa yang digunakan sebagian siswa saat berkomunikasi dengan guru belum menunjukan komunikasi yang berpendidikan. Siswa dalam menulis pesan di media untuk berkomunikasi dengan gurunya sama seperti berkomunikasi sehari-hari dengan kawan-kawannya.


Media online yang paling banyak digunakan oleh guru dalam pembelajaran daring adalah Whatsapp, Classroom, E-Learning sekolah/madrasah, Zoom dan media lainnya. Semua media tersebut memiliki kelebihan dan kekurang dalam pembelajaran, juga saling melengkapi apabila dapat digunakan semuanya. Salah satu media yang digunakan guru dan siswa untuk berkomunikasi dalam pembelajaran adalah Whatsapp (WA). Guru dan siswa membuat grup WA untuk memudahkan komunikasi dalam pembelajaran.


Grup WA dalam pembelajaran daring adalah kelas resmi secara online, sama halnya seperti kelas di sekolah, di dalamnya ada guru dan siswa. Grup itu hanya boleh digunakan untuk pembelajaran dan sifatnya akademik. Sehingga dalam berkomunikasi di media tersebut harus menggunakan bahasa yang baik dan sopan selayaknya siswa berhadapan langsung dengan guru di dalam kelas. Semoga siswa dapat membedakan mana grup resmi akademik dan grup untuk berhura-hura.


Setiap komunikasi siswa dalam kelas online resmi atau grup kelas seperti WA grup, classroom atau zoom menjadi penilaian sikap bagi guru. Proses penilaian dalam pendidikan tidak terlepas dari pengetahun, keterampilan dan sikap. Salah satunya penilaian sikap adalah etika komunikasi siswa di media online pembelajaran. Apapun itu bentuk medianya saat dijadikan sebagai media pembelajaran maka bentuknya sudah resmi dan bersifat akademik, sama seperti tatap muka di sekolah. Karena dalam media tersebut pembelajarannya diakui secara akademik, penilainnya juga diakui. Bahkan apabila wabah ini terjadi bertahun-tahun maka belajar online juga akan berlasung sepanjang itu. Ijazah siswa yang tamat sekolah secara online diakui negara dan dapat digunakan untuk jenjang selanjutnya.


Oleh karena itu tugas guru dalam pembelajaran online, tidak sebatas memberikan materi dan tugas. Tapi guru juga harus membina siswa dalam berkomunikasi di media online dalam proses pembelajaran. Bagaimana cara bertanya kepada guru, bagaimana cara menjawab pertanyaan guru dan bagaimana cara menulis pesan menutup pembicaraan. Hal ini merupakan salah satu bagian dari pendidikan karakter dalam proses pembelajaran.


Semoga siswa dapat menggunakan bahasa yang baik dan sopan di media online dalam proses pembelajaran. Amin.


Penulis adalah Guru MTsN 5 Pidie dan Tim Media Centre PGRI Aceh.

Comments

  1. Setuju: guru juga harus membina siswa dalam berkomunikasi di media online dalam proses pembelajaran. Bagaimana cara bertanya kepada guru, bagaimana cara menjawab pertanyaan guru dan bagaimana cara menulis pesan menutup pembicaraan.

    ReplyDelete
  2. Pengaruh media sosial telah mempengaruhi komunikasi dalam pembelajaran daring. Siswa tidak bisa membedakan komunikasi dengan guru atau dengan temannya. Hal ii saya alami saat pembelajaran daring. Mereka sering menggunakan bahasa "ok siap" "oh ya" "hhmmm" dan bahasa media sosial lainnya.

    ReplyDelete

Post a Comment

RPP/PERANGKAT