Yuk Cegah Cyber Bullying (Materi 4 GMLD)


 Yuk Cegah Cyber Bullying (Materi 4 GMLD)

Oleh Ansar Salihin

Pertemuan ke-4 kelas Guru Motivator Literasi Digital (GMLD) tentang Cegah Cyber Bullying dengan pemateri Wijaya Kusumah atau sering disapa Om Jay (Guru Blogger Indonesia) dan dipandu oleh moderator Rosminiyati. Kelas GMLD tersebut dilaksanakan melalui WA Grup pada Senin, 8 November 2021 pukul 16.00-18.00 WIB. 

Cyberbullying merupakan perilaku anti-sosial yang melecehkan ataupun merendakan seseorang, kebanyakan menimpa anak-anak dan remaja yang dilakukan secara online maupun atau di dunia siber. Berbeda dengan bullying yang terjadi di offline, Cyberbullying justru lebih parah. Hal ini karena pada bully offline biasanya yang tahu adalah orang-orang yang melihat secara langsung, namun kalau cyberbully, semua orang yang online dan terkoneksi dapat melihatnya. 

Dapat dibayangkan kalau seseorang diserang atau di-bully di media sosial, diserangn dengan hate comment penuh dengan kata kasar atau tak senonoh, semua temannya bahkan mungkin keluarganya pasti akan membacanya. Belum lagi kalau pelaku cyberbully mengarahkan teman-temannya untuk menyerang korban. Jangan remehkan cyberbully, karena dapat membuat kesehatan mental korban jadi terganggu.



Lalu, apa yang dapat dilakukan terhadap cyberbullying? Berikut tindakan yang dapat dilakukan dalam mencegah dan menghentikan cyberbullying.

  1. Jangan merespons. Para pelaku bullying selalu menunggu reaksi korban. Untuk itu jangan terpancing untuk merespon aksi pelaku agar mereka tidak merasa diperhatikan
  2. Jangan membalas aksi pelaku. Membalas apa yang dilakukan pelaku cyberbullying akan membuat Anda ikut menjadi pelaku dan makin menyuburkan aksi tak menyenangkan ini
  3. Simpan semua bukti. Karena aksi ini terjadi di media digital, korban akan lebih mudah mengcapture, lalu menyimpan pesan, gambar atau materi pengganggu lainnya yang dikirim pelaku, untuk kemudian menjadikannya sebagai barang bukti saat melapor ke pihak yang bisa membantu.
  4. Segera blokir aksi pelaku. Jika materi-materi pengganggu muncul dalam bentu komentar, pesan instan, gunakan tool preferences/privasi untuk memblok pelaku. Jika terjadi saat chatting, segera tinggalkan chat room.
  5. Selalu berperilaku sopan di dunia maya. Perilaku buruk seperti membicarakan orang lain, bergosip atau fitnah akan meningkatkan risiko seseorang menjadi korban cyberbullying
  6. Jika sudah meresahkan, laporkan pada pihak berwenang. Adukan pada pihak yang dipercaya dan berwenang. Jika anak-anak yang menjadi korban, mereka harus melapor pada orangtua, guru atau tenaga konseling di sekolah. Selain mengamankan korban, tindakan ini akan membantu memperbaiki sikap mental pelaku.

Yuk bersama kita cegah cyberbullying dan jangan sekali-kali menjadi pelaku cyberbullying. Bullying adalah penindasan yang dilakukan seseorang tanpa alasan karena merasa lebih memiliki power dibandingkan korban yang ingin di-bully. Power ini didapatkan dari rasa senioritas, kepemilikan, kedudukan, dan kepintaran. Biasanya, pelaku menutupi kekurangannya dengan cara bully. Faktanya, pelaku dan korban memiliki ketakutan yang sama. Namun muncul dengan cara yang berbeda.

Sekarang, dengan adanya dunia maya banyak pelaku cyber bully, (sebutan untuk pelaku bully di sosial media) berlindung di anonymous account untuk mem-bully orang lain. Setiap orang pun dituntut untuk pandai bersikap dalam menggunakan sosial media.



Ada banyak penyebab terjadinya cyber bullying. Berikut empat penyebab yang bisa membuat Anda menjadi korban.

  1. Tidak posting terlalu sering atau banyak

Posting terlalu sering dan banyak bisa mengganggu orang lain. Oleh karena itu, posting terlalu sering dan banyak dapat memancing adanya cyber bullying.

1. Hindari konten postingan yang aneh

Apapun yang diunggah ke sosial media, pasti menimbulkan pro dan kontra. Terlebih ketika posting sesuatu yang dianggap aneh dan mengundang bully, meskipun hanya bully di dalam hati. Oleh krena itu, sebagai pengguna social media, sebaiknya batasi mengunggah konten yang mengganggu.

2. Pintar-pintar memilih teman di sosial media

Akun media sosial tidak harus selalu terbuka untuk semua orang. Semakin banyaknya teman di media sosial, maka Anda harus siap-siap dengan banyaknya komentar yang datang. Tidak sembarang bercerita di sosial media Membedakan hal yang lebih baik diceritakan pribadi atau di media sosial. Karena, perbedaan persepsi biasanya terjadi di media sosial.

Penggunaan media sosial (medsos) untuk bersosialisasi dan berbagi, banyak informasi saat ini kerap memicu berbagai aktivitas yang dibarengi tindak intimidasi dan pelecehan terhadap orang lain. Ini menjadi salah satu dampak buruk kehadiran sosial media di tengah masyarakat atau biasa disebut cyberbullying.



Kita perlu asesmen psikologi lebih lanjut untuk pemulihan secara psikis korban perundungan dunia maya. Kita juga perlu membeberkan cara pencegahan agar anak terhindar dari perundungan di media sosial, berikut ini informasinya

1. Edukasi anak

Orang tua harus memberikan edukasi menggunakan jejaring online yang aman. Edukasi menjadi langkah paling dasar dalam mencegah cyberbullying. "Peran orang tua menjadi sangat dibutuhkan dalam kondisi tersebut. Keluarga adalah tempat pertama untuk memperoleh pendidikan," Itulah yang seharusnya kita lakukan sebagai orang tua dan guru. Anak-anak mesti diberikan pemahaman mengenai hal-hal yang bisa dan tidak bisa dilakukan melalui jejaring online, khususnya media sosial. Orang tua dan guru harus mampu menjadi pemandu.

2. Ajari Anak cara menghadapi perundungan

Selanjutnya, orang tua harus mengajari anak cara menghadapi cyberbullying. Meski, hal ini bisa dilakukan oleh pribadi sendiri, tetapi sebagai orang tua tidak ada salahnya mengajarkan. Beberapa cara menghadapi cyberbullying yang bisa Anda ajarkan kepada anak yaitu tidak menanggapi apalagi sampai membalasnya dan sebaiknya blokir saja orang yang mem-bully jika hal tersebut tiba-tiba terjadi.

3. Bimbing anak untuk atur privasi, khususnya data pribadi.

Langkah selanjutnya anak harus mampu mengatur privasi di media sosial. Pengaturan privasi di media sosial sangat membantu mencegah kasus cyberbullying pada anak. Data pribadi anak penting untuk dirahasiakan supaya mereka tidak menjadi korban kejahatan digital. Meski, tidak ada informasi yang benar-benar privat, tetapi dengan mengatur hal tersebut pihak yang dapat mengakses informasi anak kita lebih tersaring.

Selain itu yang tidak kalah penting adalah edukasi tentang postingan. Berikan pemahaman bahwa apa yang sudah diposting tidak akan hilang, sehingga sikap selektif menjadi poin penting yang harus dimiliki oleh anak. Orang tua dan guru harus paham soal ini. Sebab informasi yang sudah diposting, ibarat paku yang sudah menempel pada kayu. Walaupun pakunya sudah diambil, bekas lubangnya masih ada.

Berdasarkan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang dirilis pada tahun 2019, tercatat 49% pengguna internet pernah menjadi korban cyberbullying. Tentunya kondisi ini bisa berdampak bagi kesehatan mental pengguna internet. Oleh karenanya, kami di PGRI merasa khawatir, peningkatan penggunaan teknologi dan internet di masa pandemi Covid-19 akan berbanding lurus dengan peningkatan cyberbullying.

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya peningkatan cyberbullying khususnya di medsos adalah memanfaatkan fitur-fitur yang ada. Saat ini sudah banyak medsos yang memiliki fitur untuk melindungi penggunanya dari cyberbullying. Contohnya untuk fitur private atau pribadi sehingga teman-teman di medsos hanya yang dikenal. Selain itu, ada fitur untuk menyaring komentar negatif dengan memasukkan kata kunci tertentu. Itulah yang sudah dilakukan.

Para pengguna medsos termasuk anak-anak muda, terkadang masih bingung cara melindungi diri dari cyberbullying dan langkah-langkah yang harus dilakukan. Padahal sudah ada fitur di medsos yang mendukung itu semua. Dengan begitu, pengguna medsos bisa menghindari perundungan dan menjaga kesehatan mentalnya.

Demikian materi yang disampaikan oleh Om Jay, semoga guru sebagai garda terdepan dalam penyelamat generasi bangsa dapat melaksanakan tugas ini, mulai dari diri sendiri dalam menghadapi cyber bullying di media sosial, kemudian dapat disampaikan kepada siswa untuk mencegah cyber bullying. Berkembang pesatnya teknologi terutama pada bidang media sosial memang sangat mengkhawatirkan masa depan generasi muda, namun dengan adanya Gerakan literasi digital dapat meminimalisir penyalahan penggunaan media sosial untuk anak. Mari terus kampanyekan #cegahcyberbullying di media sosial.

Salam Literasi Digital

Baca Juga materi GMLD lainnya: 

Materi 1 Membangun Digital Space yang Aman untuk Anak

Materi 2 Mengelola Jejak Digital

Materi 3 Mengembangkan Minat Bakat Melalui Dunia Digital


Comments

  1. Wow ... resume yang lengkap dan rapi. Semangat terus, ya.

    ReplyDelete
  2. terima aksih sudah mengerjakan tugas resumenya dengan baik

    ReplyDelete
  3. Cyber bullying bahaya sekali. Harus diantisipasi dengan baik nih.

    ReplyDelete
  4. Cyber Bulliying harus diantisipasi sejak dini dengan pemberian edukasi kepada pengguna media sosial

    ReplyDelete
    Replies
    1. kita harus terus kampanyekan cyber bullying

      Delete

Post a Comment

RPP/PERANGKAT